Kemeriahan terlihat di Purworejo. Masyarakat menyambut Kedatangan Mbak Tutut Soeharto.
Purworejo – Pedagang dan pengunjung Pasar Baledono Purworejo heboh. Begitu mobil Hi Ace B 2472 VR berhenti tepat di depan pintu utama pasar dan seorang perempuan berkerudung turun dengan melambaikan tangan.
“Mbak Tutut…,” teriak mereka.
Ada juga yang masih tak percaya dan meyakinkan diri dengan bertanya pada kawannya. “Itu anake Pak Harto ya?” Kawannya mengiyakan. Sejurus kemudian, mereka berebut salim (jabat tangan) dan cium tangan. Tak sedikit yang rela berdesakan demi bisa berfoto pada momen langka itu.
Sekitar 5-10 menit Mbak Tutut dan rombongan menyalami warga dan melayani permintaan untuk berfoto selfie. Sesi itu selesai saat sejumlah orang meminta Mbak Tutut segera naik ke dokar (kereta kuda beroda dua).
Begitu naik, Caleg Partai Berkarya di DPR RI Milasari Kusumo Anggraeni menemaninya di atas kereta kuda. Adik Mbak Tutut Siti Hutami Endang Adiningsih dan rombongan juga naik andong yang ada di urutan belakang. Tak lama kemudian, gamelan ditabuh dan sepuluh penari jaranan berlenggak lenggok. “Ada Kirab! Mbak Tutut ikut kirab,” teriak salah satu pedagang.
Kereta kuda dikirab dengan berjalan pelan. Masyarakat sekitar tetap nekat mendekat Mbak Tutut untuk jabat tangan dan berfoto selfie. Sekali lagi, Mbak Tutut melayani. Sebagian warga lainya berkumpul di pinggir jalan, sekadar melihat dari kedekatan.
Kirab dokar tersebut menuju Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo Purworejo yang berjaran sekitar 1,5 Km dari Pasar Baledono. Di hari Minggu (17/2) itu, silaturahmi dimulai sekitar pukul 15.45. Di sana, ratusan petani sudah menunggu Mbak Tutut. Mereka ingin mengikuti kegiaan silaturahmi ekonomi dan budaya.
Mbak Tutut mengisi silaturahmi melalui dialog dengan para petani. Merasa diberi kesempatan, petani pun curhat dan menyampaikan keluh kesahnya. Seperti keluh kesah petani di daerah lain, permasalahan pupuk dan sistem tanam. Tak hanya itu, petani juga mengeluhkan harga-harga bahan pangan pokok.
Beberapa petani juga menyampaikan jika pemerintahan saat ini kurang memikirkan rakyat. “Eh, jangan menjelek jelekkan seperti itu. Masing-masing era kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan. Yang baik diteruskan, kalau yang jelek diperbaiki,” pintanya.
Soal keluhan pupuk, Mbak Tutut datang dengan membawa solusi. Partai Berkarya membuat program pertanian terpadu dengan memanfaatkan pupuk dari kotoran ternak. Program tersebut dirintis untuk petani dan akan dilakukan pendampingan. Tujuannya, memudahkan petani untuk mendapatkan pupuk karena bisa memproduksi sendiri.
Bagaimana kualitasnya? Bagus. Pakar Pertanian lulusan IPB Sri Wahyuni mengatakan dua tutup botol kecil pupuk bisa digunakan untuk satu tangki semprot. Sangat efisien karena dibuat dengan hypernano. Pupuk tersebut memiliki manfaat tinggi bagi kesuburan tanah.
Selain kotoran ternak yang dibuat pupuk, gas kotoran pun bisa dibuat biogas. Tujuannya menekan kebutuhan ekonomi masyarakat dengan pola kemandirian. “Kentut sapi bisa dibuat gas. Nanti akan dilakukan pendampingan pada petani,” ujar Sri Wahyuni.
0 Komentar