Sejumlah orang tua siswa SMA Negeri 1 Pekutatan, di Jembrana Bali mengeluh dan memprotes pungutan yang dikenakan kepada setiap siswa untuk biaya HUT sekolah. Pasalnya pungutan tersebut bersifat wajib dengan cara membeli kupon.
Sejumlah orang tua sangat keberatan dengan pungutan wajib tersebut. Masing-masing siswa diwajibkan untuk membeli kupon seharga Rp 25 ribu.
Bagi siswa yang memegang kupon berhak mendapatkan nasi goreng plus minuman ringan botolan saat perayaan HUT sekolah yang akan diselenggarakan tanggal 25 April mendatang.
Parahnya lagi, informasinya bagi siswa kelas 12 diancam tidak bisa mengikuti UN jika tidak membeli kupon HUT sekolahnya.
"Ini yang kita sesalkan, bukan karena harga kuponnya, tapi karena ancaman tidak boleh ikut UN jika tidak mau membeli kupon," ujar salah seorang wali murid yang enggan diungkapkan namanya, Sabtu (18/4) di Jembrana.
Lantaran pungutan tersebut berisi ancaman, sejumlah orang tua siswa menilai tindakan pihak sekolah tergolong pemerasan. Bahkan kabarnya sebagian orang tua sudah sempat menanyakan hal ini kepada pihak sekolah namun tidak ada jawaban pastinya.
Terkait hal tersebut, Kepala SMA Negeri 1 Pekutatan I Gede Suyasa Ardana dikonfirmasi melalui telpon membantah keras kabar tersebut.
Menurutnya, tidak ada siswa sekolahnya yang absen mengikuti UN. Terkait dengan ancaman tersebut, dia mengaku tidak tahu secara jelas, karena kelas 12 sekarang masih libur.
"Itu berita bohong. Siswa semua ikut ujian tidak ada masalah. Nanti juga saya akan cek kebenarannya setelah kelas 12 masuk sekolah," ujarnya.
0 Komentar